Gubuk Reyot Milik Janda Sebatang Kara di Pantai Labu Butuh Perbaikan
Gubuk Reyot Milik Janda Sebatang Kara Di Pantai Labu Butuh Perbaikan
Deli Serdang, MISTAR.ID
Seorang janda miskin yang hidup sebatang kara, Ida (49) tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Rumah berukuran 3 X 6 meter yang ditempatinya di Dusun III Batang Nibung Desa Pantai Labu Pekan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang terbuat dari tepas.
Lantainya terbuat dari tanah dan atap dari daun nipah yang sudah bocor cukup parah.
Sementara persis di sebelah gubuk Ida, tengah dibangun gedung serbaguna berbiaya Rp430 juta dari dana CSR Bandara Kualanamu berupa Bagi Hasil Pajak (BHP) yang setiap tahun diterima Desa Pantai Labu Pekan karena wilayahnya berdekatan dengan Bandara Kualanamu.
Baca juga: Gerakan Makan Gratis Deli Serdang Sehat Digelar di Tanjung Morawa
“Kalau hujan, saya terpaksa mencari sudut rumah yang tidak bocor. Namanya rumah lama sudah lapuk. Saya janda sebatang kara, setiap hari mencari brondolan sawit buat dijual untuk makan sehari-hari. Tidak punya uang buat perbaiki rumah saya. Bisa makan saja sudah syukur Alhamdulilah,” bilang Ida lirih, Kamis (24/10/24).
Gubuk reyot yang nyaris ambruk tersebut menjadi tempat berlindung Ida dari hujan dan panas. Gubuk itu sudah 4 tahun ditempatinya dan berdiri di atas tanah milik desa.
“Saya sudah 4 tahun tinggal di sini. Saya asli orang kampung ini. Sudah cerai dengan suami. Cuma ini tempat tinggal saya,” terangnya.
Ida juga mengaku tidak pernah menerima bantuan beras miskin, PKH atau bantuan sosial lainnya dari pemerintah.
Baca juga: Inspektorat Deli Serdang Respon Soal Sekdis Perkimtan Ganti Proyek dengan Uang
“Tidak pernah ada saya dapat bantuan. Seperti BPJS atau KIS dari pemerintah. Kalau sakit ya berobat sendiri ke klinik atau kalau tidak punya uang ya ditahankan saja sampai sembuh sendiri,” jelasnya.
Kondisi rumah Ida memang memprihatinkan, untuk kebutuhan air minum dan mandi Ida harus meminta dari tetangga. Bahkan dia pun terpaksa meminum air sumur yang payau, karena daerah itu tidak jauh dengan pesisir Pantai Labu.
“Untuk mandi dan minum saya ambil dari sumur warga lain yang payau. Karena di daerah sini sulit air bersih. Tapi dari pada tidak ada apa boleh buat,” ungkapnya. (sembiring/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
IMM Asahan Soroti Dugaan Pungli di Dinas PendidikanNEXT ARTICLE
Rupiah Alami Depresiasi Terhadap Dolar AS