Warga Binjai Minta Polisi Bongkar Sindikat Penyalur Pekerja Ilegal ke Kamboja


Kapolres Binjai AKBP Bambang C Utomo. (f:ist/mistar)
Binjai, MISTAR.ID
Warga Binjai minta pihak kepolisian untuk membongkar serta menangkap para pelaku sindikat penyalur pekerja ilegal ke Kamboja.
Pasalnya, sudah banyak yang menjadi korban setelah berangkat ke Kamboja, salah satunya Dian warga Binjai yang kini dikabarkan masih hilang.
Menanggapi itu, Kapolres Binjai AKBP Bambang C Utomo meminta warga untuk segera melaporkan atau memberikan informasi apabila mengetahui adanya sindikat penyalur pekerja secara ilegal tersebut.
"Kalau memang ada laporan soal adanya pengiriman tenaga kerja ke luar negeri oleh para penyalur secara ilegal, tentunya akan segera kami tindak lanjuti untuk dilakukan proses penyelidikan," ujar Kapolres, Jumat (11/4/2025) siang.
Oleh karena itu, Kapolres Binjai AKBP Bambang C Utomo mengharapkan kerjasama dari masyarakat yang mengetahui soal keberadaan sindikat penyalur tenaga kerja ilegal ke luar negeri, terutama yang dipekerjakan sebagai admin judi online (judol) di Kamboja untuk segera melaporkan ke polisi.
"Kalau memang ada mengetahui soal keberadaan para sindikat penyalur pekerja ilegal tersebut segera laporkan sama kami supaya ditindak," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Binjai menanggapi pemberitaan tentang nasib Dian alias Pesek 33 tahun warga Binjai yang hilang saat bekerja secara ilegal sebagai admin judol di Kamboja. Kisah Dian ini viral di media sosial dan sepekan ini telah banyak mendapat perhatian publik.
Kasus hilangnya Dian warga Binjai yang bekerja di Kamboja dibenarkan oleh Eli, kakak kandungnya. Saat ditemui, Eli bercerita adiknya itu berangkat dari Binjai ke Kamboja pada Rabu 20 Agustus 2024 lalu. Sebelum berangkat Dian sudah meminta izin kepada Eli dan keluarganya di Binjai.
"Udah permisi sama keluarga. Bilangnya kak saya mau pigi ke Kamboja ikut sama Dio teman dekatnya, masih satu kampung juga," ujar Eli.
Sesampainya di Kamboja, kata Eli, Dian adiknya masih sering berkomunikasi dengan keluarga dari hape. Terhitung ada dua bulan masih sempat komunikasi.
Kepada keluarga, Dian mengabarkan kondisinya yang sekarang sudah bekerja sebagai admin Judol di Kamboja. Cuma kalau tidak dapat mencapai target, Dian mengaku sering mendapat hukuman seperti push up.
Selama bekerja di Kamboja, Dian mengaku kepada keluarga mendapat gaji senilai Rp7 juta. Gaji itulah yang menjadi alasan Dian tertarik untuk berangkat kerja ke Kamboja, meskipun secara ilegal.
Dijelaskan Eli selama di sana Dian selalu berkomunikasi dengan keluarga setiap dua atau tiga hari sekali. Hingga akhirnya pada Oktober 2024, keluarga dibuat kebingungan karena tak pernah mendapat kabar lagi dari Dian.
Sempat terakhir kali menelepon, sambung Eli, mengabarkan bahwasanya Dian akan dipindahkan ke perusahaan lain pada 25 Oktober 2024. Namun setelah itu tidak ada lagi kabar.
"Nah pada tanggal 27 bulan Oktober 2024 itu lah kami gak bisa lagi berkomunikasi sama dia," kata Eli saat ditemui di kediamannya, Kamis (10/4/2024) siang.
Dijelaskan Eli, meski sudah berulang kali dihubungi melalui telepon, namun Dian tidak bisa lagi dihubungi. Begitu juga saat dikirimkan pesan singkat WhatsApp untuk mencari tau keberadaannya juga tak mendapat balasan.
Hal inilah yang membuat keluarga menjadi bingung untuk mencari keberadaan Dian di Kamboja. Apakah masih ada ataukah sudah hilang karena tidak ada lagi kabarnya. (bayu/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Kunjungi Mapolres Langkat, Hinca Panjaitan Apresiasi Dua Hal ini