Thursday, April 24, 2025
home_banner_first
BINJAI-LANGKAT

Pemko Binjai Dikritik karena Banyaknya Anak Muda Pilih Kerja Ilegal di Kamboja

journalist-avatar-top
Jumat, 18 April 2025 16.22
pemko_binjai_dikritik_karena_banyaknya_anak_muda_pilih_kerja_ilegal_di_kamboja

Ilustrasi seorang warga tengah asyik bermain situs judol slot yang berasal dari Kamboja. (f: bayu/mistar)

news_banner

Binjai, MISTAR.ID

Pemerintah Kota (Pemko) Binjai menjadi sorotan setelah maraknya anak muda dari daerah tersebut yang memilih berangkat ke Kamboja untuk bekerja secara ilegal sebagai admin judi online (judol).

Kondisi ini dinilai mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja yang layak bagi generasi muda.

Salah satu kritik disampaikan anggota DPRD Binjai, M Iskandar dari Partai Gerindra. Ia menilai pemerintah daerah seharusnya mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk warganya, bukan malah membiarkan fenomena seperti ini terus terjadi.

“Jadi saya harap pemerintah daerah harus mampu menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat, supaya tidak ada lagi warga kita yang berangkat ke Kamboja secara ilegal,” ujar Iskandar.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Perindustrian dan Perdagangan Kota Binjai, Hamdani Hasibuan, menyatakan pihaknya telah berupaya maksimal dalam menciptakan peluang kerja. Salah satunya melalui penyelenggaraan job fair tahunan.

“Seperti di Job Fair 2024, kami bekerja sama dengan 40 perusahaan dan membuka 2.132 lowongan pekerjaan untuk anak-anak muda di Binjai,” katanya, Jumat (18/4/2025)

Selain itu, Pemko Binjai juga telah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Bursa Kerja (SIBUSER) untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi lowongan kerja secara daring.

Hamdani menyebutkan, angka pengangguran terbuka di Kota Binjai per 2023 mencapai 8.622 orang, atau 6,10% dari total angkatan kerja sebanyak 141.448 orang. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,26% dibandingkan tahun sebelumnya.

Terkait fenomena keberangkatan anak muda ke Kamboja, Hamdani mengimbau masyarakat untuk tidak tergoda dengan iming-iming gaji besar.

“Kami mengimbau agar warga yang hendak berangkat ke Kamboja untuk mengurungkan niatnya. Selain ilegal, pekerjaan itu sangat berisiko dan bisa membahayakan keselamatan,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, banyak anak muda dari Binjai tertarik bekerja sebagai admin judi online di Kamboja karena gaji yang tinggi, meski status pekerjaan ilegal dan penuh risiko.

Salah satu pemuda berusia 28 tahun yang diwawancarai secara khusus oleh Mistar menyebutkan penghasilannya bisa mencapai Rp20 juta per bulan.

Dari hasil tersebut, sebagian sudah mampu membeli kendaraan, membangun rumah, hingga memiliki barang-barang mewah. Namun tidak semua bernasib baik. Banyak yang justru melarikan diri karena tak tahan dengan siksaan apabila melakukan kesalahan dalam bekerja.

Pekerjaan mereka bervariasi, mulai dari operator layanan pelanggan (live chat), hingga pengelola transaksi taruhan dan penarikan dana. Fenomena ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah agar lebih serius menciptakan solusi atas pengangguran, khususnya di kalangan anak muda. (bayu/hm24)

REPORTER: