Wednesday, November 12, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bukan Aksi Terorisme

Mistar.idRabu, 12 November 2025 10.00
EH
ledakan_di_sman_72_jakarta_bukan_aksi_terorisme

Pasca Kejadian Ledakan, Kegiatan Belajar SMAN 72 Dilakukan Secara Daring. (KOMPAS.com/Omarali Dharmakrisna Soedirman)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

PPID Densus 88 Anti Teror Polri ⁠AKBP Mayndra Eka Wardhana memastikan ledakan di SMAN 72 Jakarta bukan tindakan terorisme. Densus 88 mengatakan tindakan tersebut murni tindakan kriminal.

"Densus 88 telah memeriksa jaringan teror, baik itu global, regional, maupun domestik, sampai saat ini, tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan tersangka ABH. Tindakannya murni kriminal," kata Mayndra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025), seperti dilansir dari detikcom.

Diketahui, pelaku ledakan merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut berinisial ABH. Peristiwa terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah salat Jumat hingga menimbulkan 96 orang korban.

Motifnya bahwa tersangka telah lama menyimpan dendam terhadap orang-orang di sekitarnya. Rasa dendam itu disebut sudah muncul sejak awal 2025.

“Dari awal tahun yang bersangkutan sudah mulai merasa ditindas, kesepian, tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa,” ujarnya.

Selama periode tersebut, pelaku diketahui aktif mencari informasi tentang cara seseorang meninggal dunia dan berbagai konten kekerasan di internet. Ia juga sempat bergabung dengan komunitas daring yang mengagumi kekerasan.

“Di komunitas tersebut, jika anggotanya melakukan kekerasan dan mengunggah videonya ke grup, maka akan dinilai telah melakukan hal yang heroik,” tuturnya.

Terinspirasi dari Aksi Luar Negeri

Pelaku juga disebut meniru tindakan penembakan massal yang pernah terjadi di luar negeri. Ia bahkan menuliskan nama-nama pelaku penembakan tersebut pada senjata mainan yang dibawanya saat beraksi.

Menurut pihak kepolisian, tindakan itu merupakan bentuk memetic violence, yaitu kekerasan yang muncul akibat peniruan dari konten atau peristiwa serupa yang tersebar di dunia maya, bukan karena keterlibatan dalam jaringan tertentu.

“Jadi kalau dalam komunitas kekerasan ada istilah memetic violence daring. Kalau rekan rekan lihat dalam senjata airsoft gun ditulis nama tokoh maupun ideologi yang berkembang, akan tetap yang bersangkutan hanya melakukan peniruan saja, karena itu sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan,” ujarnya.

Densus 88 mengungkap, terdapat enam nama pelaku penembakan luar negeri yang ditulis oleh siswa ABH tersebut pada senjata mainannya. Beberapa di antaranya adalah Alexandre Bissonnete, pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017; Luca Traini, pelaku penembakan terhadap enam migran asal Afrika di Kota Macerata, Italia, pada Februari 2018; serta Brenton Harrison Tarrant, pelaku penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019. (hm20)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN