Monday, November 3, 2025
home_banner_first
NASIONAL

BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan November–Februari, Waspada Cuaca Ekstrem

Mistar.idMinggu, 2 November 2025 18.53
JS
bmkg_ingatkan_puncak_musim_hujan_novemberfebruari_waspada_cuaca_ekstrem

Ilustrasi hujan. (foto:istockphoto/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor vital untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, hingga akhir Oktober 2025 sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. Kondisi ini menandai peningkatan potensi cuaca ekstrem, mulai dari hujan lebat, angin kencang, petir, hingga ancaman siklon tropis di wilayah selatan Indonesia.

“Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (2/11/2025).

BMKG memprediksi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi (lebih dari 150 milimeter per dasarian) berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

Dalam sepekan terakhir, hujan sangat lebat tercatat di beberapa daerah, seperti Tampa Padang (Sulawesi Barat) dengan 152 mm/hari, Torea (Papua Barat) 135,7 mm/hari, dan Naha (Sulawesi Utara) 105,8 mm/hari. BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem selama 26 Oktober–1 November, didominasi banjir, tanah longsor, dan kerusakan bangunan.

Dwikorita menjelaskan, aktivitas atmosfer yang cukup dinamis dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.

“Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” jelas Dwikorita.

BMKG juga mencatat tanda-tanda La Niña lemah sejak September, namun fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap intensitas hujan di Indonesia. Curah hujan pada periode November 2025 hingga Februari 2026 diperkirakan tetap berada pada kategori normal.

Sebagai langkah antisipasi, BMKG bersama BNPB melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menekan intensitas hujan. Di Jawa Tengah, OMC yang berlangsung sejak 25 Oktober hingga 3 November berhasil menurunkan curah hujan hingga 43,26 persen, sementara di Jawa Barat mencapai 31,54 persen.

Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap siaga terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama di wilayah rawan banjir bandang dan longsor.

“Jika dimitigasi dengan baik, puncak musim hujan yang lebih panjang ini justru bisa menjadi berkah bagi sektor pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional,” tuturnya.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas di area terbuka saat terjadi hujan lebat disertai petir, serta menjaga kondisi tubuh saat cuaca panas ekstrem masih terjadi di beberapa wilayah.

Masyarakat diimbau untuk memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, akun media sosial @infoBMKG, atau aplikasi InfoBMKG, guna mengantisipasi potensi bencana akibat cuaca ekstrem. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN