Wednesday, November 12, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Deputi Direksi: Prolanis Bukan Sekadar Pemeriksaan Rutin, Melainkan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis

Mistar.idRabu, 12 November 2025 07.30
journalist-avatar-top
BS
deputi_direksi_prolanis_bukan_sekadar_pemeriksaan_rutin_melainkan_deteksi_dini_penyakit_ginjal_kronis

Asisten Deputi Bidang SDMUK BPJS Kesehatan Wilayah I, Iwan Adriady (baju coklat) dan Ketua Umum PDSKKI, dr Isti Ilmiati Fujiati (baju biru). (foto: berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

BPJS Kesehatan Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Indonesia (PDSKKI) mengadakan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan deteksi dini Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

Deputi Direksi Wilayah I BPJS Kesehatan, Nuim Mubaraq diwakili, Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Umum, dan Komunikasi (SDMUK) BPJS Kesehatan Wilayah I, Iwan Adriady mengatakan Prolanis bukan sekadar rangkaian pemeriksaan rutin.

"Prolanis itu pemeriksaan yang dirancang untuk mencegah komplikasi khususnya penyakit ginjal terutama bagi penderita penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).

Dijelaskan Iwan, kontribusi beban biaya Penyakit Tidak Menular (PTM) di Sumatera Utara cukup tinggi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional BPJS Kesehatan.

"Beberapa penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan PGK memiliki beban biaya terbesar. Namun mendeteksi dini penyakit PGK adalah salah satu hal yang penting," tuturnya.

Iwan mengatakan cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional terus meningkat, dimana menunjukkan semakin percayanya masyarakat terhadap program JKN.

"Pemanfaatan layanan kesehatan di daerah meningkat terlihat di sistem pemanfaatan layanan kesehatan tingkat pertama, tingkat lanjut dan menjadi indikasi penguatan layanan kesehatan program JKN," katanya.

Terpisah, Ketua Umum PDSKKI, Dr dr Isti Ilmiati Fujiati memberitahukan langkah pertama dalam mengidentifikasi siapa orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena PGK.

"Jadi langkah pertama kita mengidentifikasi mereka yang menderita diabetes melitus dan kedua hipertensi, ketiga penyakit jantung koroner, keempat apabila keluarganya ada menderita penyakit ginjal, otomatis orang itu punya resiko PGK," ucapnya.

Isti menegaskan adapun faktor lain yang mempengaruhi PGK adalah penyakit obesitas, hipertensi, bawaan genetik, lingkungan seperti obat-obatan yang berpengaruh kepada ginjal.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN