BPJS Kesehatan Pastikan Biaya Program Pengelolaan Penyakit Kronis Ditanggung JKN

BPJS Kesehatan (baju cokelat) bersama Lembaga Penelitian USU (baju biru) menekankan pentingnya deteksi dini PGK. (Foto: Berry/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
BPJS Kesehatan memastikan seluruh biaya layanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) ditanggung sepenuhnya oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tanpa beban tambahan bagi peserta. Program ini menjadi salah satu upaya memperkuat sistem pencegahan dan deteksi dini penyakit kronis di Sumatera Utara, termasuk Penyakit Ginjal Kronis (PGK).
Deputi Direksi Wilayah I BPJS Kesehatan, Nuim Mubaraq, mengatakan pihaknya menjalin kerja sama strategis dengan Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) untuk memperluas pelaksanaan Prolanis sebagai langkah deteksi dini dan pengendalian penyakit tidak menular.
“Prolanis menjadi pilar penting dalam mendeteksi dini berbagai penyakit, termasuk PGK, guna mencegah komplikasi berat seperti gagal ginjal stadium akhir yang memerlukan hemodialisis atau cuci darah,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (12/11/2025).
Nuim menjelaskan, layanan Prolanis mencakup pemeriksaan laboratorium (kimia darah dan urine), konsultasi tenaga kesehatan, senam bersama, edukasi kesehatan, serta pemantauan tekanan darah dan gula darah secara berkala melalui parameter klinis.
“Kami memastikan akses layanan Prolanis bagi peserta JKN dijamin sepenuhnya tanpa biaya tambahan ataupun beban lain bagi peserta BPJS Kesehatan,” tuturnya.
Sementara itu, Peneliti Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc.CM-FM., M.Pd., Sp.KKLP, menjelaskan bahwa pemeriksaan Prolanis perlu dilakukan dua kali dalam setahun untuk memastikan ketepatan diagnosis dan intervensi dini gangguan fungsi ginjal.
“Pemeriksaan pertama sering dipengaruhi faktor sementara seperti kadar gula, tekanan darah, maupun infeksi saluran kemih. Karena itu, pemeriksaan kedua dilakukan minimal tiga hingga enam bulan setelahnya untuk memastikan apakah terdapat gangguan fungsi ginjal yang persisten,” katanya.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Indonesia (PDSKKI) itu menambahkan, peserta yang aktif mengikuti pemeriksaan dan edukasi secara konsisten menunjukkan hasil kesehatan yang lebih baik.
“Hasil awal penelitian menunjukkan adanya stabilitas fungsi ginjal yang lebih baik, penurunan tekanan dan gula darah, serta perlambatan progresivitas kerusakan ginjal pada peserta yang aktif mengikuti Prolanis,” katanya. (hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Deputi Direksi: Prolanis Bukan Sekadar Pemeriksaan Rutin, Melainkan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis




















