Protes Besar di Serbia: Warga Bentuk “Perisai Manusia” Tolak Proyek Mewah Jared Kushner

Orang-orang memegang spanduk bertuliskan: "Kami tidak memberikan markas tentara" dalam aksi unjuk rasa di depan kompleks militer yang sebagian hancur akibat pengeboman NATO pada tahun 1999, setelah anggota parlemen Serbia pada hari Jumat mengesahkan undang-undang khusus yang membuka jalan bagi proyek real estate kontroversial yang akan dubiayai oleh perusahaan investasi yang terkait dengan menantu Presiden Trump, Jared Kushner, di Beograd, Serbia, Selasa (11/11/2025). (foto:ap/darkovojinovic/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Gelombang protes besar mengguncang Beograd, Serbia, saat ratusan warga membentuk “perisai manusia” untuk menentang proyek real estate mewah yang dikaitkan dengan Jared Kushner, menantu mantan Presiden AS Donald Trump.
Proyek tersebut rencananya akan membangun hotel dan kompleks apartemen di lahan bekas markas besar tentara Yugoslavia, yang hancur akibat pengeboman NATO pada 1999 — lokasi yang bagi banyak warga Serbia menjadi simbol penderitaan dan sejarah nasional.
Menurut laporan ABC News dan Reuters, pemerintah Serbia telah menyetujui kesepakatan investasi senilai ratusan juta dolar dengan perusahaan milik Kushner, termasuk pemberian hak guna lahan selama 99 tahun. Undang-undang khusus juga disahkan untuk mempercepat proyek tersebut, meskipun situs itu sebelumnya berstatus cagar budaya nasional.
Langkah itu memicu amarah publik. Para demonstran menuduh pemerintah menggadaikan warisan sejarah demi keuntungan asing, dan menuding Presiden Aleksandar Vučić bertindak tanpa transparansi publik. “Ini bukan sekadar bangunan, ini simbol identitas bangsa,” ujar salah satu pengunjuk rasa kepada media lokal.
Aktivis mahasiswa dan kelompok sipil menilai proyek tersebut mencerminkan tren berbahaya — investasi asing yang mengabaikan sensitivitas sosial dan sejarah lokal. Mereka khawatir proyek serupa akan mengubah wajah Beograd menjadi “kota untuk elite global, bukan untuk rakyat Serbia.”
Bagi pemerintah, proyek ini dianggap peluang ekonomi besar yang dapat menghidupkan kembali kawasan yang telah lama terbengkalai. Namun bagi oposisi, keputusan itu memperlihatkan arah otoritarianisme dan ketergantungan ekonomi pada investor asing.
Kasus ini kini menjadi contoh bagaimana modernisasi dan globalisasi dapat berbenturan dengan memori kolektif dan nasionalisme lokal. Sementara Jared Kushner belum memberi komentar resmi, tekanan publik di Serbia terus meningkat — dan pemerintah dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan ekonomi cepat atau pelestarian identitas nasional. (*/ai/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Israel Godok RUU Hukuman Mati untuk Terorisme: Kritik Tajam, Tuduhan Diskriminasi terhadap Warga Palestina




















