Empat Rumah Semi Permanen di Medan Polonia Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting

Api melahap Empat rumah di Jalan Masjid, petugas damkar mempersiapkan selang untuk proses memakan api.(f:damkar/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Empat rumah semi permanen di Jalan Mesjid, Kelurahan Suka Damai, Kecamatan Medan Polonia, terbakar hebat pada Minggu (2/11/2025) pagi.
Menurut warga sekitar, Hary (60), api diduga berasal dari salah satu rumah yang digunakan untuk memproduksi mi. Kobaran api dengan cepat merembet ke rumah lain karena material bangunan yang mudah terbakar.
“Dari rumah yang buat mi gacoan itu. Tiba-tiba api membesar dan merembet ke rumah lain,” ujar Hary.
Warga yang melihat kejadian tersebut berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun kobaran api terlanjur membesar dan melahap hampir seluruh bangunan.
“Dua rumah habis total, dua lagi terbakar kira-kira 50 persen,” katanya.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Saat kebakaran terjadi, sebagian penghuni rumah diketahui masih tertidur, bahkan ada yang sedang berada di kamar mandi.
“Kejadiannya pagi tadi, masih ada yang tidur. Ada juga yang lagi mandi. Sempat terkepung api dia, tapi untungnya selamat,” ucap Hary.
Beberapa warga menduga sumber api berasal dari korsleting listrik. Namun dugaan lain seperti puntung rokok atau charger telepon genggam yang meledak juga sempat beredar di lokasi.
“Mungkin arus pendek. Kalau puntung rokok kayaknya tidak, karena di rumah itu tidak ada yang merokok,” tuturnya.
Lima unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Setelah berjibaku selama sekitar setengah jam, petugas akhirnya berhasil menjinakkan si jago merah.
“Sekitar setengah jam juga baru padam,” ujarnya.
Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran
Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu PM Tambunan, mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kebakaran tersebut. Garis polisi telah dipasang di lokasi kejadian.
“Masih lidik,” singkatnya saat dikonfirmasi.
Tambunan menjelaskan, keempat rumah tersebut merupakan milik tiga warga, yakni Jonet, Lingkui Ipuk, dan Liana, yang disewa oleh Murni, Raja, Dahriansyah, dan Ayong—pengusaha rumahan pembuat mi.
“Total ada tujuh kepala keluarga dengan 16 orang terdampak,” ujarnya. (hm27)


























