Kaldera Toba Jalankan Rekomendasi Untuk Meraih Green Card UNESCO


Manager Divisi Kerjasama, Promosi dan Publikasi, Tikwan Raya Siregar. (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pasca mendapat kartu kuning United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Pengelola Geopark Kaldera Toba telah menjalankan atau melakukan upaya sesuai rekomendasi yang diberikan.
Manajer Divisi Kerjasama, Promosi, dan Publikasi, Tikwan Raya Siregar, mengatakan rekomendasi yang diberikan antara lain, melengkapi panel informasi di geosite, papan penanda, pemetaan parsial, dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan.
"Selanjutnya, penelitian ilmiah berkelanjutan, meningkatkan pengelolaan website, dan partisipasi Badan Pengelola untuk kegiatan regional dan internasional yang diadakan UNESCO Global Network," katanya kepada Mistar melalui pesan teks, Senin (24/3/2025).
Tikwan juga menyampaikan bahwa UNESCO memberikan tenggat hingga 2025.
"UNESCO sudah lakukan revalidasi dengan meminta dokumen A dan B, Appendix, dan Annual Progress Report yang sudah diserahkan melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU)," ucapnya.
KNIU tersebut terdiri dari beberapa ahli lintas kementerian, seperti Bappenas, Kementerian Budaya, Pariwisata, dan Ekraf, serta Badan Geologi Nasional.
"Juni 2025, UNESCO akan lakukan visitasi faktual ke Kaldera Toba untuk assesment," ujarnya.
Tikwan mengatakan, pihaknya harus melakukan koordinasi ke 7 (tujuh) kabupaten yang memiliki geosites di kawasan Kaldera Toba terlebih dahulu.
"Hasil audiensi ke Bupati, mereka menyatakan komitmen dan mendukung proses revalidasi untuk mencapai green card," tuturnya.
Selain itu, sambung Tikwan, pihaknya juga membangun sinergitas bersama sejumlah lembaga yang memiliki aktivitas di Kaldera Toba.
"Kita bangun sinergitas ke Jaringan Komunal Peduli Danau Toba, Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) konservasi lingkungan," katanya.
Tikwan menjelaskan, tokoh masyarakat, Uskup Agung, dan beberapa pemimpin gereja ikut menandatangani MoU dengan puluhan kampus, membentuk dewan pakar, dan membangun kemitraan strategis dengan media pers.
"Kami juga aktif mengikuti kegiatan UNESCO Global Network, baik itu pertemuan langsung di luar negeri maupun workshop daring," ucapnya.
Sambungnya, Badan Pengelola Toba Kaldera UNESCO Global Geopark, juga membangun kemitraan strategis dengan beberapa manajemen geopark di dalam dan luar negeri.
"Dilakukan untuk membuka kerjasama regional yang saling menguntungkan dalam aspek penelitian, informasi, dan peningkatan kunjungan," ujarnya. (amita/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Penumpang Kapal di Pelabuhan Sibolga Masih Normal