Gawat! Gajah Masuki Pemukiman Warga
Gawat Gajah Masuki Pemukiman Warga
Medan, MISTAR.ID
Warga Dusun Sapo Padang, Desa Batu Jongjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat resah, seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatrae) kembali menyambangi pemukiman mereka.
Kejadian tersebut membuat Kepala Desa Batu Jongjong menyurati Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut) dan memohon agar dilakukan evakuasi terhadap Gajah.
Memang, lokasi konflik di Dusun Sapo Padang, Desa Batu Jongjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, merupakan enclave kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Baca juga:BKSDA Sumut Kubur Gajah Betina yang Mati akibat Diserang Gajah Jantan
Menerima laporan kepala desa tersebut, BKSDA Sumut melalui petugas Seksi Konservasi Wilayah II Stabat kemudian melakukan mitigasi (penanganan) konflik selama empat hari berturut-turut sejak tanggal 9 hingga 12 Juni 2022.
“Adapun mitigasi yang dilakukan berupa identifikasi, patroli di sekitar jalur gajah, penghalauan dengan menggunakan petasan, serta pendampingan masyarakat yang melakukan aktifitas di kebun/ladang,” ujar Kepala Subbag Data, Evlap dan Kehumasan BKSDA Sumut Andoko Hidayat, Minggu (19/6/22).
Andoko mengatakan, selama pelaksanaan mitigasi, petugas tidak menemukan satwa Gajah yang masuk ke areal perladangan masyarakat. Namun, Andoko menyebut petugas menemukan kotoran gajah di beberapa titik.
“Konflik manusia dengan satwa di Dusun Sapo Padang berpotensi cukup tinggi, karena lokasinya berada di enclave TNGL yang merupakan habitat satwa liar dilindungi, termasuk Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera dan Gajah,” ungkapnya.
Andoko menyebutkan, dalam pengumpulan bahan dan keterangan dari Kepala Dusun Sapo Padang Kemaleman Sembiring, diperoleh informasi bahwa di daerah itu terdapat 33 kepala keluarga (KK), namun yang tinggal dan menetap hanya 19 KK dengan jumlah jiwa 80 orang.
Baca juga:Gajah Rusak 14 Rumah Warga
“Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah petani pekebun dengan luas keseluruhan kebun ± 300 Ha yang ditanami dengan tanaman karet, kemiri dan pinang,” sebutnya.
Andoko menjelaskan, upaya mitigasi dan pendampingan yang dilakukan oleh petugas memberikan ketenangan kepada warga dan berharap adanya patroli rutin yang dilakukan oleh petugas serta adanya solusi untuk menyelesaikan permasalahan konflik ini.
“Kita mengimbau agar warga tetap berhati-hati dan waspada. Apabila melakukan aktifitas sehari-hari baik di kebun maupun di ladang, agar dilakukan secara berkelompok,” pesannya. (ial/hm06)
PREVIOUS ARTICLE
Selain Bumbu Masak, Serai Bisa Bikin Wajah Bebas Jerawat