Tuesday, January 28, 2025
logo-mistar
Union
SUMUT

Dalam Setahun, Kasus Stunting di Kota Tebing Tinggi Naik 2 Persen

journalist-avatar-top
By
Wednesday, September 20, 2023 10:36
21
dalam_setahun_kasus_stunting_di_kota_tebing_tinggi_naik_2_persen

dalam setahun kasus stunting di kota tebing tinggi naik 2 persen

Indocafe

Tebing Tinggi, MISTAR.ID

Kasus stunting di Kota Tebing Tinggi mengalami kenaikan sebesar 2 persen, dari 17 persen pada tahun 2021 menjadi 19 persen di tahun 2022.

Ketua Pokja Advokasi, Penggerakan dan KIE Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Rabiatun Adawiyah mengungkapkan hal itu saat memberikan sambutan pada kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama, Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi dalam upaya percepatan penurunan stunting, di Gedung Kartini Lama Jalan Imam Bonjol, Kota Tebing Tinggi, Selasa (19/9/23).

Kegiatatan itu merupakan kerjasama Dinas PPKB Tebing Tinggi dengan Dinas BKKBN Provinsi Sumatera Utara. “Harapan kita, angka stunting di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2024 bisa turun hingga diangka 14 persen,” katanya.

Baca Juga: Pemilihan Duta Digelar, Anak Muda Diminta Berperan Tangani Stunting

Selain itu, dia berharap adanya ide membangun untuk program percepatan penanganan stunting di Kota Tebing Tinggi.

Rabiatun juga mengajak para warga dan untuk bersama-sama memahami dan mengatasi stunting.

“Jangan hanya pemerintah saja yang mengurus hal ini, tidak akan mampu, harus bersama-sama menangani stunting. Harus diturunkan atau dituntaskan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Nina Zahara MZ dalam laporannya menyampaikan tujuan kegiatan adalah sebagai media sosialisasi dan penguatan untuk upaya percepatan penurunan stunting.

Baca Juga: Ketua Tim Konvergensi TPPS Bicara Soal Tantangan Untuk Turunkan Stunting

Kegiatan juga dimaksudkan untuk membentuk komitmen dan partisipasi dari semua pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Tebing Tinggi, memiliki pemahaman tentang pelaksanaan gerakan ‘Tebing Tinggi Bebas Stunting (BESTI)’ melalui bapak/bunda asuh dan keluarga berisiko stunting.

“Selanjutnya, dapat menentukan bentuk keterlibatan khususnya dalam peningkatan capaian indikator intervensi spesifik dan sensitif yang masih belum tercapai dan merumuskan strategi upaya percepatan penurunan stunting yang akan dilaksanakan di Kota Tebing Tinggi,” tutup Nina Zahara. (Nazli/hm22)

journalist-avatar-bottomAnwar S Pane