Friday, April 25, 2025
home_banner_first
SIMALUNGUN

Faktor Alam Biang Kerok Rendahnya Okupansi Hotel di Kawasan Danau Toba

journalist-avatar-top
Kamis, 10 April 2025 09.51
faktor_alam_biang_kerok_rendahnya_okupansi_hotel_di_kawasan_danau_toba_

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kabupaten Simalungun, Fikri Damanik. (f: hamzah/mistar)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Hujan beberapa waktu lalu hingga banjir dan naiknya permukaan air Danau Toba disebut menjadi biang keladi rendahnya okupansi hotel di Parapat yang masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Rendahnya okupansi hotel ini terjadi selama libur Lebaran 2025.

Penurunan jumlah hunian ini terjadi pada sejumlah hotel yang berada di Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun. Apalagi jelang Lebaran, pengunjung yang menginap di hotel pun tergolong sepi tidak seperti tahun lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kabupaten Simalungun, Fikri Damanik juga menyampaikan adanya penurunan esklasi pengunjung yang menginap di hotel dari tahun sebelumnya.

"Dari amatan kita, berkurangnya pengunjung ke Parapat dampak dari cuaca seperti hujan dan banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini menjadi faktor," ujarnya, Rabu (9/4/2025).

Selain hujan dan banjir, Fikri mengatakan faktor lainnya yang berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan untuk menginap di hotel lantaran naiknya permukaan air Danau Toba.

"Biasanya anak-anak bermain di bibir pantai. Kini tidak bisa bermain karena air Danau Toba naik," ucapnya.

Dengam kondisi ini, masyarakat akhirnya memilih lokasi wisata yang lain untuk menikmati libur Lebaran. Seperti pemandian Karang Anyer, banyak dikunjungi oleh wisatawam domestik.

"Masyarakat pun akhirnya mengganti tujuan wisatanya ke lokasi lain seperti Karang Anyer dan lokasi lainnya di Simalungun," katanya.

Fikri mengatakan, untuk mengatasi penurunan jumlah wisatawan, Parapat perlu mengadakan even besar di hari-hari besar untuk menarik lebih banyak pengunjung.

"Jadi orang yang datang itu bersemangat karena ada even, jadi memang harus ada penganggaran khusus untuk evennya dan arah kebijakan ke sana sehingg ada even dan Parapat dikunjungi wisatawan," tuturnya.

Data yang diterima Mistar menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Dari tanggal 28 Maret hingga 7 April 2025, jumlah kunjungan wisatawan tercatat sebanyak 156.134 orang. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 268.440 orang, yang terjadi pada 6 hingga 15 April 2024.

Sementara itu, hunian hotel selama libur Lebaran tahun 2025 juga menunjukkan penurunan. Sebanyak 3.022 kamar terjual di seluruh hotel yang ada di Parapat, sedangkan pada tahun 2024, angka ini mencapai 5.517 kamar.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Simalungun, Robert Pardede, juga mengonfirmasi penurunan hunian perhotelan selama libur Lebaran. Robert menyebutkan bahwa efisiensi anggaran yang diterapkan serta kondisi alam yang kurang mendukung beberapa waktu terakhir, turut berpengaruh pada sepinya kunjungan wisatawan.

"Kalau kondisi seperti ini terus berlanjut, bisa saja terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, kami berharap ini hanya bersifat sementara. Saat ini Ketua PHRI pusat sedang menyusun agenda untuk bertemu Presiden guna membahas permasalahan ini," ujarnya.

Menurut Robert, meskipun kunjungan wisatawan di awal minggu libur Lebaran cukup ramai, namun jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu. Faktor cuaca buruk yang terjadi baru-baru ini juga membuat sebagian wisatawan enggan datang ke Parapat.

"Ini hampir dirasakan oleh seluruh hotel di Parapat. Kami berharap ini hanya terjadi tahun ini saja, dan tahun depan kondisi pariwisata kembali normal," katanya. (hamzah/hm24)

REPORTER: