Simalungun, MISTAR.ID

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menjadi satu dari beberapa lembaga nasional, termasuk BNPB dan juga BMKG yang turut terkena dampak efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat.

Terkait hal ini, tim SAR di wilayah masih menunggu informasi yang pasti dan keputusan yang diambil lembaga, serta imbasnya terhadap personel yang bertugas di daerah.

Koordinator Pos SAR Danau Toba, Hisar Turnip turut membenarkan pihaknya terkena imbas dari Inpres Nomor 1 Tahun 2025. Dimana seluruh Kementrian dan Lembaga (K/L), Pemerintah Provinsi hingga Kabupaten/Kota melakukan efisiensi anggaran.

"Kita kena juga. Lebih parah kami, sudah kecil makin kecil. Kita di Danau Toba ini kecilnya," ujar Hisar seraya tak menyebut jumlah anggaran yang pihaknya kelola, Selasa (18/2/25).

Hisar mengatakan, terkait efisiensi anggaran dan untuk perjalanan dinas tidak masalah terpotong. Begitu juga dengan Alat Tulis Kantor (ATK) dan juga rapat-rapat di hotel.

"Cuma untuk yang krusial kan harus tatap muka langsung. Begitu keputusannya apa yang mau kita bilang," ucapnya.

Diungkapkan Hisar, soal efisiensi yang dilakukan saat ini bisa dan hanya untuk tahun ini saja, seraya berharap tahun depan kembali normal. Dimana diketahui Basarnar banyak memiliki alutsista yang dipakai dalam operasi keselamatan.

"Untuk operasional kita lakukan seperti biasanya. Seperti operasi SAR dan patroli di Danau Toba, kalau dulu operasional kita bisa sampai Rp1,5 juta. Kini bisa Rp500 ribu," katanya.

Informasi dihimpun, Basarnas juga terdampak efisiensi anggaran sebesar Rp486.098.000 dari total pagu anggaran Rp1.497.578.812. Kemudian, anggaran yang tersisa Rp1.011.480.812. (hamzah/hm24)