Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
SIANTAR

Pak Barus Sukses Atasi Desakan Ekonomi dengan Jamur Tiram di Siantar

journalist-avatar-top
By
Tuesday, December 10, 2024 12:43
0
pak_barus_sukses_atasi_desakan_ekonomi_dengan_jamur_tiram_di_siantar

Pak Barus Sukses Atasi Desakan Ekonomi Dengan Jamur Tiram Di Siantar

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pak Barus, warga Jalan Melanton Siregar Kampung Baru Kelurahan Pematang Marihat Kecamatan Siantar Marimbun, berhasil mengatasi desakan perekonomian keluarganya dengan budidaya jamur tiram.

Ayah tiga anak yang memiliki nama lengkap Sabarudin Barus itu, kini menjadikan budidaya jamur tiram di lahan samping rumahnya, sebagai penghasilan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Meski kini sudah tampak berhasil, Pak Barus memulai budidaya jamur tiramnya pada 4 tahun lalu, dengan penuh keterbatasan.

Berbekal pengetahuan dan didampingi seorang teman yang lebih dulu membudidayakan jamur, Pak Barus mencoba membuat 300 baglog (media tanam jamur) di lahan samping rumahnya.

Baca juga: Kisah Rosmaniar, Ibu Sukses Buka Butik Beromset Ratusan Juta di Siantar

Meski awalnya sempat ragu-ragu, hasil panen pertama memberinya harapan bahwa usaha itu layak diperjuangkan.

“Saat itu, saya tidak punya pilihan lain. Alhamdulillah, usaha ini ternyata membuahkan hasil,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, pada Selasa (10/12/24) pagi.

Panen Ribuan Baglog Setiap Hari

Keberhasilan di awal menjadi motivasi bagi Pak Barus untuk terus mengembangkan usahanya. Kini, ia dibantu seorang menantunya memiliki 2.500 baglog aktif yang menghasilkan panen jamur tiram setiap hari.

Dalam sehari, ia bisa memanen sekitar 10-11 kilogram jamur. Dan pada beberapa kesempatan, hasil panennya bahkan melonjak hingga 25 kilogram sehari.

Proses pembuatan baglog dilakukan dengan penuh ketelatenan. Sekam dan kapur dicampur, dibiarkan selama dua malam, lalu ditambahkan dedak.

Baca juga: Kisah Pasutri Siantar yang Bertahan Jual Es Krim Tradisional di Usia Senja

Setelah dicetak ke dalam wadah plastik dan disterilkan dengan kukusan, media ini diisi bibit jamur hingga tumbuh selama sebulan untuk siap panen.

“Jamur ini bisa dipanen terus-menerus selama tiga bulan sebelum diganti baglog baru,” terang pria berusia 48 tahun ini.

Dalam seminggu, ia rutin membuat 500 baglog baru untuk mempertahankan produktivitas panen yang berkesinambungan.

Untuk menjaga kualitas, ia memastikan lingkungan kumbung tetap lembab dengan melakukan penyiraman dua kali sehari.

Tantangan seperti kontaminasi jamur hijau dan ulat juga diatasi dengan cara alami, tanpa bahan kimia.

“Saya ingin jamur ini tetap alami, jadi saya hindari penggunaan zat kimia,” ujarnya.

Pasar Terbuka Lebar

Hasil panen jamur tiram Pak Barus dijual di Pasar Parluasan seharga Rp25.000 per kilogram.

Selain itu, istrinya juga menawarkan jamur kemasan kecil (150 gram) seharga Rp5.000 kepada tetangga.

Baca juga: Kisah Sukses Anak Siantar Buka 2 Outlet Usaha Burger

Saat panen melimpah, ia menjual hasilnya ke kafe-kafe di sekitar Pematangsiantar.

“Walaupun kecil-kecilan, hasilnya ada setiap hari. Ini yang membuat saya terus semangat,” kata Pak Barus.

Berjuang di Tengah Keterbatasan

Di tengah usaha yang terus berkembang, Pak Barus mengaku menghadapi kendala modal untuk memperbesar kapasitas produksi.

Saat ini, kumbung jamurnya masih menggunakan terpal hitam sederhana dan rak bambu buatan sendiri.

“Kalau ada modal, saya ingin membuat rak besi yang lebih kokoh agar kapasitasnya lebih besar,” harapnya.

Pemerintah desa sempat menawarkan bantuan, tetapi hingga kini belum ada realisasi. Meski begitu, ia tetap optimis.

“Saya tidak ingin menyerah. Selama ada lahan dan kemauan, saya yakin usaha ini bisa terus berkembang,” ujarnya penuh semangat.

Ia juga tengah menjajaki bibit baru dari Jawa untuk meningkatkan kualitas jamurnya.

“Saya ingin menghasilkan jamur yang lebih baik lagi, supaya bisa bersaing di pasar yang lebih besar,” katanya.

Dengan kerja keras dan inovasi, ia berharap usahanya ini tidak hanya bertahan, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat sekitar. (hany/hm27)

journalist-avatar-bottomFerry Napitupulu