Banpres Rp2,4 Juta, Bantuan Berharga yang Tak Tersentuh
Banpres Rp24 Juta Bantuan Berharga Yang Tak Tersentuh
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Adalah Ponimin (54), ibu 5 anak warga Jalan Singosari Pematangsiantar yang sehari-hari berjualan kelapa muda di kawasan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar persisnya di Jalan Adam Malik Pematangsiantar.
Wajahnya yang mulai tampak renta di usianya yang semakin menua menyebutkan sangat berharap bisa memperoleh bantuan presiden berupa modal usaha Rp2,4 juta yang dibagikan untuk 15 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Namun, sepertinya dia takkan mendapatkannya.
“Kemarin memang sudah mengurus berkas pendaftarannya, tapi menurut orang-orang yang ikut mendaftar mungkin saya nggak akan dapat karena masih ada utang bank. Utang saya masih ada di BRI sebesar Rp10 juta,” katanya kepada Mistar, Jumat (4/9/20). Padahal, kata dia, bantuan itu tak boleh ada urusan pinjaman dengan bank.
Baca juga: Pendaftaran Penerima Bantuan UMKM Rp2,4 Juta di Siantar Tutup 4 September
Dikatakannya, utang tersebut masih akan dilunasi selama setahun. Karenanya, dia dan juga suaminya yang juga berjualan kelapa muda di lokasi berbeda kemungkinan tak akan mendapatkan bantuan yang disebutkannya sangat berharga tersebut.
Utang tersebut, menurut Ponimin untuk biaya berjualan dan juga kebutuhan hidup sehari-hari. Dikatakannya, sejak berjualan pada 2003 lalu, hasilnya hanya cukup-cukup makan. Memiliki 5 orang anak, menurutnya sulit untuk meneruskan usahanya kalau tak dibantu dengan pinjaman ke bank.
“Mudah-mudahan saja saya masih bisa dapat bantuan presiden Rp2,4 juta itu,” katanya tanpa nada yakin. Ibu paruh baya ini menyebutkan selama ini dia tak mendapat bantuan pemerintah kecuali bantuan Rp200 ribu dari Pemko Siantar.
Berulangkali mendaftar untuk mendapat bantuan tapi ternyata ketika bantuan mengucur dia dan keluarganya tetap saja tak dapat. Padahal, setiap pembagian BLT di Lapangan Adam Malik, dia melihat ratusan bahkan ribuan warga Siantar mendapatkan BLT tapi dirinya hanya bisa jadi penonton.
Untuk mendapatkan bantuan Rp200 ribu dari Pemko Siantar, dirinya mengaku dibantu orang lain dan bukan dari pihak kelurahan di daerah tempat tinggalnya. “Mungkin kalau tidak begitu, saya juga tidak akan dapat bantuan itu,” katanya.
Saat ditanya apakah sudah ada UMKM di Siantar yang sudah menerima bantuan presiden, dia mengaku tidak tahu. Menurutnya, warga di kawasan tempat tinggalnya ada sekitar 30 KK yang mendaftar bantuan presiden untuk UMKM, namun belum ada yang menerima.
Bila melihat tempat usahanya, warung milik Ponimin sangat sederhana. Terletak di perempatan jalan dengan kursi papan tua dan tenda plastik seadanya. Dagangannya juga hanya kelapa muda yang dijual per butir atau per gelas. Bila per butir, maka kelapa muda itu dihargai Rp10 ribu dan per gelasnya dihargai Rp5 ribu.
Dia mengaku mulai buka lapak sekira jam 9 pagi hingga jam 6 sore. Dari kelima anaknya, baru seorang yang menikah yaitu anak kedua dan salah satu bekerja di Batam sedangkan anaknya yang paling kecil masih duduk di bangku SMP. (jelita/hm09)
PREVIOUS ARTICLE
Juknis Praktikum Tatap Muka SMK Belum Dikeluarkan Kemendikbud