Polisi Bongkar Kasus Dugaan Penggelapan Mobil Rental, 14 Unit Mobil Disita


Kapolres Langkat saat menunjukkan mobil rental yang digelapkan sebagai barang bukti. (f:endang/mistar)
Langkat, MISTAR.ID
Polres Langkat bongkar kasus tindak pidana dugaan penggelapan mobil rental. Dari beberapa titik di Desa Namu Sialang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat, polisi menyita 14 unit mobil bermacam merek.
Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo didampingi Kasat Reskrim AKP Pandu HW Batubara saat konferensi pers di halaman Jananuraga Mapolres Langkat, Jumat (21/2/2025) menyebut sebanyak 14 unit mobil berbagai merk berhasil diamankan sebagai barang bukti. Belasan mobil tersebut merupakan mobil rentalan dari beberapa pemiliknya.
"Seperti yang kita saksikan bersama ada sekitar 14 unit mobil telah diamankan sebagai barang bukti atas dugaan tindak pidana penggelapan, dan mobil tersebut adalah mobil rentalan," sebut Kapolres.
Sebagai dasar dilakukanya pengamanan atau penyitaan terhadap belasan mobil tersebut atas laporan warga yang tertuang di LP SPKT Mapolres Langkat tertanggal 20 Februari.
Tercatat sembilan orang sebagai korbannya, para korban berasal dari Kabupaten Langkat, Binjai dan Medan
AKBP David Triyo Prasojo menjelaskan sekitar bulan januari 2025 salah seorang korban ada membuat laporan telah merentalkan 15 unit mobil kepada terlapor dengan alasan saat itu mobil akan digunakan sebagai transportasi pelaksanaan proyek di Kabupaten Langkat.
Dikarenakan terlapor masih ada hubungan keluarga (paman) dengan pelapor (korban), sehingga pelapor pun percaya dan disepakati pembayaran akan dilakukan setiap bulannya, dan pembayaran awal dijanjikan pada tanggal 5 februari 2025.
"Namun setelah lewat tanggal 5 februari pembayaran tidak juga dilakukan dan pada Selasa 18 februari 2025 sekira pukul 01.00 Wib diketahui bahwa gps setiap mobil yang direntalkan tersebut telah mati dan terlapor juga sudah tidak dapat dihubungi lagi," ujar Kapolres.
Atas kejadian tersebut, pelapor merasa keberatan dan mengalami kerugian sebesar Rp2.800.000.000, lalu membuat laporan secara resmi ke Polres Langkat guna proses hukum yang berlaku.
Hingga saat ini, pelaku inisial FD masih dalam pengejaran pihak kepolisian, dan sekitar sembilan orang telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut. Mobil mobil tersebut digadaikan tersangka senilai Rp30 juta hingga Rp60 juta per unit.
"Pelaku disangkakan melanggar pasal 372 KUHP ancaman hukuman penjara selama-lamanya empat tahun penjara," ucap Kapolres. (endang/hm18)