Tega Kali Bah! Istri Pasien Lumuri Satgas Covid-19 dengan Kotoran
Tega Kali Bah Istri Pasien Lumuri Satgas Covid 19 Dengan Kotoran
Surabaya, MISTAR.ID
Petugas Satgas Covid-19 di Surabaya menerima perlakukan tidak menyenangkan saat menjemput pasien positif Covid-19. Ia dilumuri kotoran oleh istri pasien.
Peristiwa ini menjadi perhatian setelah beredar foto seorang petugas berseragam hazmat dengan bercak kotoran. Lalu Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara membenarkan informasi yang beredar.
“Iya kemarin kejadiannya,” kata Febri, Rabu (30/9/20).
Menurut Febri, aksi pelumuran kotoran itu dilakukan oleh istri salah seorang pasien positif Covid-19. Aksi tak terduga itu terjadi saat petugas hendak menjemput pasien tersebut, untuk dibawa ke rumah sakit. Sebab, pasien tersebut memiliki komorbid.
Baca Juga:Satgas Covid-19 Klaim, Kasus Sembuh RI Lampaui Rata-rata Dunia
Ia melanjutkan, meski mendapat perlakukan tidak menyenangkan, petugas tetap melakukan evakuasi terhadap pasien tersebut. Petugas tidak melakukan perlawanan dan berusaha memaklumi peristiwa itu.
“Alhamdulillah berhasil mengevakuasi dan membawa ke RS BDH,” imbuh Febri.
“Alhamdulillah hari ini mereka mau dilakukan tes swab. Dan dilakukan isolasi di tempat yang disediakan pemko,” pungkas Febri.
Kronologi
Menurut Febri, Pemko Surabaya menggelar tes swab massal untuk penghuni Rusun Bandarejo, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo pada Rabu (23/9/20). Kemudian hasil tes swab keluar lima hari kemudian.
“Pada saat tes swab massal kepada Bapak X. Namun saat itu, petugas datang keluarganya tidak berada di rumah (rusun). Yang ada hanya Pak X saja,” kata Febri.
Petugas mendapati fakta bahwa yang bersangkutan tinggal bersama dengan istri dan dua anaknya.
Baca Juga:Sekeluarga Positif Terpapar Covid-19 di Dairi
“Ternyata, Bapak tersebut memiliki komorbid dan menurut petugas itu membahayakan kesehatan pribadinya. Sehingga mau nggak mau harus dirujuk ke Rumah Sakit BDH. Namun teman-teman tracing ini tidak mudah, salah satu anaknya melakukan penolakan,” ungkap Febri.
Keesokan harinya yakni Selasa (29/9/20), Satgas Covid-19 datang kembali untuk melakukan mediasi, dengan harapan keluarga tersebut mengizinkan pasien dirujuk ke RS BDH, yang berada di Benowo.
Febri menjelaskan, setelah mediasi, akhirnya petugas mendapatkan kesepakatan. Sang anak memberikan izin kepada petugas untuk membawa ayahnya dirawat di rumah sakit.
“Ada kesepakatan (pihak keluarga), oke bersedia. Anak pertamanya bersedia, welcome karena sudah diberi penjelasan oleh satgas untuk dirujuk. Karena mengingat ada komorbidnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuh Febri.
Petugas akhirnya menyiapkan tandu lalu bersiap membawa pasien tersebut. Sebab, kondisi pasien sudah tidak memungkinkan untuk berjalan.
“Ketika masuk, teman-teman satgas itu sudah menggunakan hazmat mencoba untuk menjemput. Namun ternyata istri dari Bapak itu keluar dari ruangan sambil membawa bingkisan (berisi kotoran),” terang Febri.
“Teman-teman sudah menjelaskan, ngapain mau melakukan perbuatan itu, karena ini untuk kebaikan bersama dan kepentingan keluarga Ibu juga. Namun sudah disampaikan seperti itu, yang bersangkutan tetap saja mengambil bingkisan (berisi kotoran) lalu melumurkan ke pakaian para petugas,” paparnya.
Pemko Surabaya menilai, peristiwa itu terjadi karena masih kurangnya pemahaman warga mengenai bahaya Covid-19. Mungkin pemahaman COVID ini belum luas. Pemerintah Kota mencoba memahami itu, sekarang kami ingin mensosialisasikan lebih masif lagi, karena sebenarnya ini buka aib dan harus ditangani. Kalau nggak akan merugikan kita sendiri,” pungkas Febri.(detik.com/hm01)
NEXT ARTICLE
Mengatasi 6 Masalah Paling Umum pada Laptop