Wednesday, April 9, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Para Pemred Tanyakan Isu Teror Kepala Babi hingga Kebijakan Trump ke Prabowo

journalist-avatar-top
Minggu, 6 April 2025 21.56
para_pemred_tanyakan_isu_teror_kepala_babi_hingga_kebijakan_trump_ke_prabowo

Momen pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis. (f: ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Prabowo Subianto mengundang tujuh jurnalis untuk melakukan wawancara serentak di kediamannya, Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025).

Tujuh jurnalis yang hadir antara lain Founder Narasi, Najwa Shihab; Pemred detikcom Alfito Deannova Gintings; Pemred tvOne Lalu Mara Satriawangsa; Pemred IDN Times Uni Lubis; Pemred Harian Kompas Sutta Dharmasaputra; Pemred SCTV-Indosiar Retno Pinasti; dan News Anchor TVRI Valerina Daniel.

Najwa Shihab mengatakan, dalam pertemuan tersebut, para pemred mengajukan sejumlah pertanyaan terkait isu-isu terkini. Dua isu yang ditanyakan adalah teror kepala babi yang menyasar redaksi Tempo dan masalah komunikasi publik pemerintah yang dinilai kurang ideal.

“Soal komunikasi publik pemerintah yang dinilai jauh dari ideal, sempat ditanyakan teror kepada teman-teman Tempo. Ditanyakan juga bagaimana reaksi Presiden terhadap komentar PCO (Kantor Komunikasi Presiden),” kata Najwa.

Selain itu, para pemred juga menanyakan mengenai beberapa isu penting lainnya, seperti UU TNI dan demonstrasi penolakannya, revisi UU Polri, kebijakan tarif resiprokal yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump, Indeks Harga Saham Gabungan, serta Danantara. Semua pertanyaan ini diajukan tanpa harus mengirimkan daftar pertanyaan sebelumnya kepada pihak Istana.

“Jadi, tidak ada batasan. Kami tidak diminta untuk memberikan pertanyaan sebelum wawancara,” ucap Najwa.

Meski wawancara rencananya hanya akan berlangsung selama dua jam karena Presiden Prabowo memiliki agenda bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, wawancara tersebut ternyata berlangsung hampir tiga jam.

Dalam wawancara itu, Najwa mengatakan para pemred sepakat untuk memberi kesempatan kepada masing-masing untuk mengajukan satu pertanyaan kepada Presiden.

Setelah itu, setiap jurnalis diberi kesempatan untuk melakukan pertanyaan lanjutan. Meski demikian, keterbatasan waktu membuat pendalaman tuntas terhadap beberapa pertanyaan sulit dilakukan.

“Karena keterbatasan durasi, kami harus berbagi waktu dengan jurnalis lain, jadi memang tidak bisa mendalami pertanyaan secara mendalam. Namun, secara umum, Presiden menjawab beberapa pertanyaan dan follow-up questions dengan baik,” ujar Najwa.

Pemred SCTV-Indosiar, Retno Pinasti, menambahkan ide untuk wawancara tersebut datang dari Presiden Prabowo melalui Wamenkomdigi Angga Prabowo. Termasuk, konsep wawancara yang melibatkan tujuh jurnalis dari media berbeda. Menurut Retno, wawancara ini juga terkait dengan niat pemerintah untuk memperbaiki pola komunikasi kepada publik.

“Ada kaitannya dengan niat untuk memulai memperbaiki pola komunikasi publik pemerintahan Prabowo. Katanya ini akan dilakukan secara rutin, dan media yang diwawancarai akan digilir,” kata Retno, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Forum Pemimpin Redaksi periode 2024–2027. (tempo/hm24)


REPORTER: