Tradisi Manortor Usai Ibadah Natal di GMI Kasih Karunia
Tradisi Manortor Usai Ibadah Natal Di Gmi Kasih Karunia
Medan, MISTAR.ID
Gereja Methodist Indonesia (GMI) Kasih Karunia Jalan Hang Tuah, Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, melaksanakan tradisi ‘Manortor’ usai ibadah Natal, Rabu (25/12/24).
Simanjuntak (56), salah seorang jemaat GMi mengatakan, kegiatan menortor usai melaksanakan ibadah merupakan sebuah tradisi setiap tahunnya. “Ini memang kami lakukan setiap setahun, karena momentumnya berkesan. Di sini kami juga sekaligus melepas rindu,” ungkapnya.
GMI Kasih Karunia melaksanakan ibadah Natal pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. “Pada hari puncak perayaan Natal, setiap tahunnya kami selalu merayakan ini dengan manortor bersama. Yang memiliki rezeki lebih dipersilahkan berbagi saweran kepada anak yang belum menikah diantara para jemaat,” ungkap pria yang akrab disapa Juntak tersebut.
Ia menambahkan, jemaat GMI Kasih Karunia berasal dari domisili berbeda dan selalu berkumpul pada saat perayaan maupun ibadah tertentu.
“Mungkin kami terlihat ramai di sini ada sekitar seratusan orang. Tapi percayalah ini semua saling mengenal, karena gereja ini cabang dari beberapa sektor. Jadi jemaat ada yang tinggalnya di daerah Simalingkar, Kelambir, Padang Bulan, beragamlah pokoknya,” tuturnya.
Baca Juga : Beri Rasa Nyaman, Polisi Kawal Ibadah Natal di Kota Siantar
Pantauan di lokasi, sejumlah pemain gendang mengiringi tradisi manortor di atas pentas yang telah disediakan.
Simon (44), selaku pemain gendang bersama rekannya yang bermain suling, serta keyboard atau piano juga mengatakan, mereka adalah bagian dari jemaat GMI. “Saya juga bagian dari jemaat gereja ini. Setiap tahun memang saya yang berkontribusi. Jadi senang rasanya kalau turut serta meriahkan perayaan Natal ini,” pungkasnya.
Mala (19), jemaat lainnya, juga mengaku terkesan dengan tradisi tahunan ini.
“Saya setiap tahun selalu di sini kalau untuk ibadah Natal bersama orang tua. Menurut saya ini tuh kearifan lokal yang harus dilestarikan kepada kami yang masih muda, agar tetap turun tradisi ini kepada kami sampai kemudian hari,” ungkap mahasiswi Fakulta Hukum USU tersebut. (ari/hm24)