Selama Ramadan, Ribuan Santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Gelar Tadarus Al-Qur’an


Ribuan Santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menggelar Tadarus Al-Qur’an selama bulan Ramadan (f:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Ribuan santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menjalankan tradisi tadarus Al-Qur’an, selama bulan suci Ramadan 1446 Hijriah.
Kegiatan ini menjadi salah satu fokus utama pondok, selain tetap menjalankan aktivitas belajar mengajar seperti biasa.
Wakil Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Ustadz Carles Ginting, mengatakan kegiatan membaca Al-Qur'an dengan formasi melingkar ini melibatkan 1.600 santri putra dan 1.900 santri putri.
Ia menyebutkan, setiap lingkaran terdiri dari 9 sampai 11 santri dan di kelompokkan pengawas.
“Formasi ini sebenarnya memudahkan pengontrolan. Karena kita juga harus awasi anak-anak untuk baca Qur'an ini,” katanya kepada awak media, Senin (3/3/2025).
Tradisi tadarus ini, sebutnya, sudah berjalan sejak lama, terutama mengingat jumlah santri yang sangat besar.
Ustadz Carles menjelaskan program ini bukan lagi tentang melatih kelancaran membaca, karena para santri sudah terbiasa melalui proses tersebut di kelas.
“Ini lebih kepada mereka khatam Qur'an di bulan Ramadan. Jadi mereka baca suratnya masing-masing sebenarnya. Mereka sudah khatam setelah 4 hari sampai 5 hari. Memang kita ajak mereka khatam Qur'an sebanyak mungkin,” ucapnya.
Adapun waktu tadarus paling banyak dilakukan setelah salat Zuhur, dan kegiatan ini direncanakan berlangsung hingga 20 Ramadan.
“Walaupun sekolah pada umumnya libur di Ramadan pertama, tapi kalau kami lihat anak ini normal aja. Karena puasa bukan hal yang baru bagi mereka. Puasa Senin-Kamis sudah biasa. Jadi ini puasa Ramadan tak terlalu berat bagi mereka,” ungkapnya.
Meski begitu, kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan aktivitas fisik seperti pramuka dan olahraga dikurangi agar santri tetap kuat menjalankan ibadah puasa.
Salah seorang santri, Izlal Noval Azhari, mengaku sangat merasakan manfaat dari kegiatan tadarus berjamaah tersebut.
“Khususnya bagi saya sendiri dalam memahami dan saling mengoreksi bacaan-bacaan Al-Qur'an satu sama lain,” katanya.
Ia menyebutkan, bacaan tergantung kelancaran kelompok masing-masing. Izlal sendiri, dalam satu hari mampu membaca sekitar setengah hingga satu juz.
"Kalau satu bulan khatam mungkin bisa satu sampai dua kali," ujarnya. (susan/hm17)