Tuesday, February 25, 2025
home_banner_first
MEDAN

Polda Sumut Gandeng Pemuka Agama di Kawasan Pantai Timur, Ada Apa?

journalist-avatar-top
By
Selasa, 25 Februari 2025 11.37
polda_sumut_gandeng_pemuka_agama_di_kawasan_pantai_timur_ada_apa

Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto. (f:matius/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), berencana akan menggandeng tokoh masyarakat dan pemuka agama di Kawasan Pantai Timur.

Kawasan Pantai Timur Sumut terdiri dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan serta Kota Binjai, Medan dan Tanjung Balai.

Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan kegiatan ini bertujuan, menekan aktivitas penyelundupan dan transaksi narkotika jenis sabu yang kerap diselundupkan dari Malaysia lewat perairan Tanjung Balai, Batubara, Asahan dan sekitarnya.

Lanjutnya, Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud ) Polda Sumut, telah melakukan kegiatan di lapangan bersama Direktorat Narkoba Polda Sumut.

Dari penyelidikan di lapangan, biasanya para pelaku menggunakan jasa nelayan untuk melakukan penjemputan narkotika jenis sabu yang dikirim dari Malaysia.

“Ada modus baru dimana para pelaku impor barang narkoba ini, mereka datang dari laut lepas. Kemudian berhenti di tengah laut, dan dijemput oleh beberapa pelaku yang notabenenya adalah nelayan untuk membawa narkoba tersebut,” ujar Whisnu Senin (24/2/2025) saat konferensi pers pengungkapan kasus narkoba di Polda Sumut.

Whisnu menyebutkan, modus seperti ini telah diketahui pihaknya, dimana waktu lalu Polda Sumut, berhasil menangkap pelaku yang membawa narkoba dari laut ke mobil penumpang. Ia menyebut, kasus ini sedang di kembangkan untuk mengungkap pelaku lainnya.

Lulusan Akpol 1994 itu, menambahkan jika saat ini pihaknya terus melakukan patroli di kawasan perairan, ia juga meminta Dir Polair untuk menggandeng tokoh masyarakat serta pemuka agama di jalur ini.

“Saya juga meminta kepada Dir Polair untuk menggunakan tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama di sepanjang Pantai Timur untuk bisa bergabung dengan aparat kepolisian, BNN dan TNI, untuk bisa menangkal peredaran dan masuknya narkoba di wilayah Sumatera Utara melalui jalur laut,” tutur Whisnu.

Kata Whisnu, kawasan pantai timur cukup panjang, luas, dan juga banyak jalur-jalur tikus yang saat ini sedang patroli Polairud. Mudah-mudahan, dengan kolaborasi antara Polri, TNI dan masyarakat dapat menghambat peredaran narkoba melalui jalur laut.

Kedepannya, pihaknya akan terus lakukan pengembangan, evaluasi dan kolaborasi terkait dengan modus-modus baru yang digunakan oleh para pelaku. Memang lanjut Whisnu, modus para pelaku cukup beragam, namun pihaknya akan terus melakukan penindakan.

“Modusnya beragam, ada yang ditaruh di air, kita gak tau di air, tiba-tiba di air, setelah sampai diambil airnya. Modus seperti ini akan kita kembangkan terus. Saya memastikan akan menekan peredaran narkoba di wilayah Sumatera Utara,” ujarnya mengakhiri. (matius/hm25)

RELATED ARTICLES