Paus Fransiskus Dimakamkan, Begini Sosoknya Menurut Umat Katolik Medan


Kegiatan Misa Requiem yang berlangsung di Gereja Katedral Medan, pada Jumat (25/4/2025) sore. (f:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, pada Sabtu (26/4/2025) pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB.
Kabar duka ini menggugah umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara.
Meski tak ada agenda khusus di gereja hari ini, sejumah umat Katolik di Medan memilih untuk menonton siaran langsung prosesi pemakaman Paus sembari mendoakan arwah Bapa Suci.
Gabriela (25), warga Medan Denai yang aktif dalam pelayanan gereja, menyatakan bahwa kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam.
“Banyak hal baik yang sudah Bapa Suci lakukan semasa hidupnya, dan itu sangat berarti terlebih bagi kami muda-mudi gereja Katolik,” ujarnya, Sabtu (26/4/2025).
Gabriela juga menyampaikan bahwa umat Katolik akan menjalani masa berkabung selama sembilan hari ke depan.
Ia berharap proses pemilihan Paus yang baru berjalan lancar dan menghadirkan sosok yang rendah hati seperti pendahulunya.
Senada, Fransiskus Simanjuntak menyoroti kerendahan hati dan semangat perdamaian yang selalu diusung Paus Fransiskus.
“Beliau membawa kedamaian dalam kehidupannya nyata, termasuk menjalin hubungan baik dengan Indonesia,” ujar pria paruh baya itu.
Ia mengenang momen kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia sebagai simbol dialog antaragama.
Pendapat serupa disampaikan oleh Yohanes Paulus (29). Ia menganggap Paus sebagai figur gembala sejati yang dekat dengan kaum kecil dan marjinal.
“Beliau hadir bagi mereka yang sering terabaikan, seperti orang miskin dan penderita kusta. Sosoknya sangat dirindukan,” tuturnya.
Yohanes juga menilai bahwa Paus Fransiskus berhasil menjembatani jarak antara iman dan kehidupannya generasi muda masa kini.
“Beliau benar-benar membawa arti iman yang sebenarnya sebagai sesuatu yang konkrit, bukan hanya sekedar teori,” ujarnya.
Ia mengutip pesan terkenal Paus Fransiskus, bahwa seorang gembala harus memiliki "bau domba"—simbol kedekatan dan keterlibatan penuh dalam kehidupannya umatnya. (susan/hm27)