Kuatkan Kompetensi Guru, Unimed Adakan Orientasi Mahasiswa PPG 2024
kuatkan kompetensi guru unimed adakan orientasi mahasiswa ppg 2024
Universitas Negeri Medan (Unimed) mengadakan kegiatan Orientasi Akademik Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 di gedung Digital Library Unimed. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan mahasiswa menghadapi tahapan PPG Prajabatan.
Kegiatan orientasi akademik tersebut dihadiri oleh Rektor Unimed, WR II, WR III dan WR IV, Jajaran Dekan Fakultas, Ketua Lembaga, Ketua Prodi, Dosen, dan Mahasiswa PPG dari berbagai daerah.
Diketahui terdapat 318 mahasiswa yang mengikuti Program PPG Prajabatan di Unimed untuk 5 Bidang Studi dengan rincian Bimbingan Konseling sebanyak 26 orang, Tata Busana 2 orang, Pendidikan Guru Sekolah Dasar 225 orang, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 16 orang dan Seni Budaya sebanyak 19 orang.
Proses ini melibatkan rangkaian pelaksanaan yang terdiri dari 32 SKS mata kuliah inti, 4 SKS mata kuliah selektif, dan 2 SKS mata kuliah elektif. Keseluruhan proses tersebut akan dilalui dalam jangka waktu 2 semester dan tahap selanjutnya adalah Uji Kompetensi PPG, yang terdiri dari uji pengetahuan (UP) dan uji kinerja (Ukin).
Rektor Unimed, Prof. Dr. Baharuddin S.T., M.Pd., membuka kegiatan ini secara resmi, dalam sambutannya menyampaikan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Penyiapan Guru sebagai pendidik profesional juga disampaikan pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
“Regulasi tersebut melandasi terjadinya reformasi guru di Indonesia dimana guru harus disiapkan melalui pendidikan profesi setelah program sarjana. Sebagaimana kita ketahui bahwa program PPG bertujuan untuk menghasilkan guru profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” ujarnya, Jumat (19/1/24).
Kemudian Rektor mengatakan pendidik profesional harus mampu menguasai kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memprediksi, mengantisipasi, dan mengatasi berbagai aspek dan permasalahan yang dihadapi pada dunia pendidikan.
“Tantangan masa depan pendidikan kita adalah bagaimana menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Untuk itu diperlukan guru masa depan yang mampu untuk bekerja dan menginspirasi peserta didik untuk belajar dengan baik. Pembelajaran di PPG tentulah tidak sama dengan pembelajaran pada saat kuliah sarjana (S-1) “, ungkapnya
Sementara itu, PPG Prajabatan dilaksanakan melalui perkuliahan dengan masa studi selama 2 dan semester 1 tahun.
“Kami minta kepada seluruh peserta agar lebih serius dalam melaksanakan PPG, sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pada saat melaksanakan Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (UKM PPG). Oleh karena itu, kami berharap bahwa peserta PPG dapat belajar dan bekerja sama dengan sungguh-sungguh. Teruslah berdiskusi dengan dosen, guru pamong dan teman sejawat tentang berbagai hal agar memperoleh hasil yang terbaik. Dengan kompetensi yang dimiliki setelah mengikuti PPG diharapkan akan memberikan warna dalam menjawab permasalahan pendidikan bangsa”. Ujar Rektor
Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dan penguatan terkait kompetensi guru profesional PPG Prajabatan oleh Prof. Dr. Syawal Gultom. Ia menyampaikan masalah pendidikan di Indonesia saat ini adalah banyak guru yang belum mampu menilai dan menghubungi materi dengan baik, guru tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, pengembangan kurikulum di Indonesia masih terlewatkan dan kurikulum yang ada belum terpadu dengan realita dan kebutuhan masyarakat.
“Itulah sebabnya mengapa harus mengikuti PPG, selain untuk meningkatkan kompetensi, mengikuti PPG juga untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik atau Sertifikat Guru Profesional. Guru yang profesional harus bisa mengubah mindset nya, yaitu otak, pikiran dan hati, itulah mindset. untuk menghasilkan generasi yang berkualitas guru harus memiliki sifat rasa tanggung jawab dan mengajarkan peserta didik untuk membangun kesadaran dan berbuat kejujuran,” tegasnya.
Kemudian masalah lainnya banyak sekolah yang belum melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi secara lengkap dan berkelanjutan, banyak guru yang belum mampu melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kompetensinya secara terus menerus.
“Karena, pendidikan membangun kesadaran dan berbuat kejujuran merupakan salah satu prioritas dalam pendidikan sebagai proses menghasilkan generasi yang bersifat berkualitas dan berkejujuran. Kesadaran dan kejujuran adalah dua sifat yang sangat penting untuk dikembangkan di dalam proses pendidikan,” tuturnya. (dinda/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
TP PKK Medan Hadiri Gebyar Kader Sehat, Peserta Ribuan Orang