Jangan Sembarangan Konsumsi Daun Kelor
Jangan Sembarangan Konsumsi Daun Kelor
Jakarta, MISTAR.ID
Kelor atau Moringa Oleifera merupakan tanaman asli India utara yang juga dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis seperti Asia dan Afrika.
Tanaman ini dikenal memiliki kandungan nutrisi yang kaya, seperti kalium sebanyak pisang, vitamin C seperti jeruk, serta kalsium, protein, zat besi, dan asam amino yang membantu tubuh dalam proses penyembuhan dan pembentukan otot.
Selain itu, kelor juga mengandung banyak antioksidan yang mampu melindungi sel dari kerusakan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh.
Meskipun menawarkan banyak manfaat, konsumsi kelor harus diperhatikan karena terdapat risiko tertentu, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh individu dengan kondisi kesehatan khusus.
Baca juga: Yuk! Makan Sehat dengan Puding Daun Kelor
Seorang ahli diet dari Boston Functional Nutrition, Ayla Barmmer, menyebutkan bahwa kandungan asam fitat dalam kelor dapat menyebabkan gangguan pencernaan jika tidak dimasak, difermentasi, atau diolah dengan benar.
“Selain itu, kandungan zat besi pada kelor juga perlu diwaspadai, terutama bagi mereka yang harus membatasi asupan zat besi karena dapat memicu gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan sembelit,” jelas Ayla, dilansir dari detik, Senin (30/12/24).
Bagi wanita hamil, kelor memiliki risiko tambahan. Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia dalam kulit kayu kelor dapat memicu kontraksi rahim dan berpotensi menyebabkan keguguran. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari konsumsi bagian tanaman ini.
“Selain itu, mereka dengan kondisi hipotiroidisme, kelor dapat memperburuk kondisi tersebut sehingga memerlukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya,” tambahnya.
Baca juga: Ini 4 Manfaat Daun Kelor, Sangat Baik Bagi Kesehatan Tubuh
Secara umum, daun kelor dan polong biji mudanya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah wajar. Namun, seperti yang disarankan oleh para ahli, penting untuk memahami potensi dampak kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter, terutama jika sedang menjalani pengobatan tertentu atau memiliki kondisi medis khusus.
Tanaman ini, meskipun kaya manfaat, harus digunakan dengan bijak agar manfaatnya dapat dirasakan tanpa risiko yang tidak diinginkan. (detik/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Pantai Indah Serambi Deli Berbenah Sambut Tahun Baru