Tikus, Anjing dan Pakaian Robek di Tengah Reruntuhan Rumah di Gaza
Seorang ibu Palestina Manal al-Harsh duduk di atas puing-puing rumahnya yang hancur selama serangan Israel, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 29 Januari 2025. (f:reuters/mistar)
Jabalia, MISTAR.ID
Tikus dan anjing yang mengais-ngais di tengah reruntuhan lingkungannya di Gaza utara seakan menyambut kepulangan Manal Al-Harsh ke rumahnya yang telah hancur.
Meskipun ada jeda dari pemboman Israel yang diakibatkan oleh gencatan senjata, Manal Al-Harsh masih mengkhawatirkan keamanan keluarganya. Mereka sulit tidur di malam hari.
Bahkan berusaha mencari pakaian anak-anaknya di tengah reruntuhan rumah mereka di Jabalia adalah tugas yang menyedihkan.
Al-Harsh (36) terpaksa harus mendirikan tenda darurat dari selimut bekas untuk memberikan perlindungan bagi keluarga dan anak-anaknya.
“Kami tinggal di sini, tapi kami takut pada tikus dan apa pun di sekitar kami. Ada anjing," ujarnya dilansir media reuters, pada Jumat (31/1/25).
"Tidak ada tempat untuk menetap. Kami punya anak. Ini sulit,” sambung Harsh sambil melangkah hati-hati melewati puing-puing reruntuhan.
Ia mengatakan, dirinya telah kembali dari wilayah selatan Palestina ketika gencatan senjata mulai berlaku, tetapi ia mendapati rumahnya sudah hancur.
Sebagian besar wilayah Kota Gaza juga hancur setelah 15 bulan pertempuran dan gelombang serangan udara serta serangan artileri Israel yang menjadikannya pusat kota yang ramai seperti sebelum perang.
“Kami praktis tidur di sini, tapi kami tidak tidur. Kami takut seseorang akan mendatangi kami. Kami tidur dan ketakutan,” katanya.
"Saya ingin mengambil beberapa pakaian untuk dipakai anak-anak. Kami datang tanpa membawa apa-apa. Hidup di sini mahal, dan tidak ada uang untuk membeli apa pun." tambahnya.
Seperti banyak pengungsi Palestina, Al-Harsh menghadapi ketidakpastian saat ia mencoba menyelamatkan apa yang tersisa. Dia berhasil mengambil beberapa pakaian dari reruntuhan tetapi kondisinya menyedihkan.
"Semuanya robek. Tidak ada yang bagus. Sebanyak yang kami lakukan, sebanyak yang kami ambil, semuanya hanya batu," ujarnya.
“Kematian lebih baik,” kata Al-Harshm dengan suara yang terdengar berat karena putus asa. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
YMP Dibacok 2 OTK di Belawan, Keluarga Korban Tuntut Keadilan