Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Ratusan Nama Keluarga di Jepang Diramal Bakal Hilang, Kecuali Sato

journalist-avatar-top
By
Tuesday, April 9, 2024 08:10
0
ratusan_nama_keluarga_di_jepang_diramal_bakal_hilang_kecuali_sato

Ratusan Nama Keluarga Di Jepang Diramal Bakal Hilang Kecuali Sato

Indocafe

Tokyo, MISTAR.ID

Menurut penelitian terbaru, semua warga Jepang akan menggunakan nama keluarga yang sama karena jumlah pernikahan yang turun drastis. Perlu diketahui, Jepang masih mewajibkan pasangan yang menikah untuk memiliki nama keluarga yang sama secara hukum, biasanya nama suami.

Hiroshi Yoshida, seorang ekonom dari Universitas Tohoku di Sendai yang memimpin penelitian terkait pernikahan menyatakan bahwa jika aturan nama keluarga tidak diubah. Artinya, semua warga Jepang bisa memiliki nama keluarga Sato pada tahun 2531 jika jumlah pernikahan terus menurun di masa mendatang.

Menurut Myoji Yurai, sebuah perusahaan yang meneliti lebih dari 300.000 nama keluarga di Jepang, nama keluarga Sato adalah nama keluarga yang paling umum.

“Diikuti oleh Suzuki dan Takahashi berada di urutan ketiga. Sekitar 1,8 juta orang dari 125 juta penduduk Jepang memiliki nama keluarga Sato,” kata Myoji Yurai, Selasa (9/4/24).

Baca juga: AS, Jepang, Australia dan Filipina Latihan Militer Sehari di Laut China Selatan

Perlu diketahui, jumlah pernikahan di Jepang turun hampir 6 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini turun di bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam 90 tahun. Sementara tingkat perceraian meningkat 2,6 persen pada tahun yang sama.

“Jika jumlah orang yang menikah jauh lebih sedikit dari perkiraan, ada kemungkinan perhitungannya bisa berubah,” tambahnya.

Penelitian Yoshida juga menunjukkan bahwa populasi Jepang bisa menyusut secara besar-besaran pada milenium mendatang karena menurunnya tingkat kelahiran.

“Kemungkinan besar ras Jepang akan punah,” katanya lagi.

Menurut informasi dari pemerintah setempat, jumlah lansia di Jepang mencapai rekor tertinggi, yaitu 29,1% dari populasi. Ini angka tertinggi di dunia.

Populasi Jepang terus mengalami penurunan sejak ledakan ekonomi pada tahun 1980-an, dengan tingkat kesuburan sebesar 1,3 atau jauh di bawah angka 2,1 yang dibutuhkan untuk menjaga populasi stabil tanpa adanya imigrasi. (cnn/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap