Monday, January 13, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Pengamat: Bonus Demografi Optimal Jika Kelompok Usia Produktif Memiliki Pekerjaan

journalist-avatar-top
By
Wednesday, September 25, 2024 17:01
0
pengamat_bonus_demografi_optimal_jika_kelompok_usia_produktif_memiliki_pekerjaan

Pengamat Bonus Demografi Optimal Jika Kelompok Usia Produktif Memiliki Pekerjaan

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Indonesia saat ini berada dalam periode bonus demografi, dimana lebih dari 70% penduduknya berada di usia produktif (15-64 tahun). Kondisi ini memberikan peluang besar bagi peningkatan produksi barang dan jasa, serta produk domestik bruto (PDB).

Hal ini disampaikan pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo. Namun, Wahyu menilai peluang ini hanya dapat dimanfaatkan jika kelompok usia produktif tersebut memiliki pekerjaan.

“Banyak negara yang telah mencapai puncak pertumbuhan ekonominya ketika mengalami bonus demografi. Korea Selatan hingga tahun 1990-an mengalami pertumbuhan tinggi (sekitar 8%-9%) karena ada bonus demografi. Demikian pula dengan Tiongkok yang tumbuh di atas dua digit, ketika terjadi bonus demografi di tahun 1980-an sd 2000-an,” katanya, Rabu (25/9/24).

Baca Juga : Pengamat Ekonomi USI: Kenaikan Pajak Hiburan akan Tingkatkan PAD

“Tetapi sekali lagi asumsinya jika masyarakat yang berada di kelompok usia produktif (16-64 tahun) memiliki pekerjaan ya. Jika tidak maka dapat mengakibatkan bencana ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tidak tinggi namun masalah sosial menjadi tinggi karena pengangguran besar,” sambungnya.

Dikatakan Wahyu, jika kelompok usia produktif ini tidak memiliki pekerjaan, sama halnya bonus demografi tidak akan membawa dampak baik bagi Indonesia. “Iya (tidak berdampak). Buktinya pertumbuhan ekonomi kita juga tidak begitu tinggi. Jadi bonus demografi belum dapat dimanfaatkan secara optimal,” jelasnya.

Penambahan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), lanjut Wahyu, memang akan menambah peluang kerja bagi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. (susan/hm24)

journalist-avatar-bottomSyahrial Siregar