Dosen UGM Bagikan Tips Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran


Ilustrasi. (f:ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Menjelang Lebaran, masyarakat biasanya menghadapi berbagai kebutuhan yang harus dipersiapkan, mulai dari membeli baju baru, hampers, hingga bersedekah.
Meskipun banyak perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR), pengelolaan yang kurang baik dapat menyebabkan pengeluaran membengkak. Oleh karena itu, perencanaan keuangan yang matang sangat diperlukan agar kondisi finansial tetap sehat sebelum dan setelah Lebaran.
Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, Akhmad Akbar Susamto menyampaikan beberapa tips agar pengeluaran menjelang Lebaran tidak menjadi beban finansial.
Menurutnya, fenomena peningkatan konsumsi di momen Lebaran merupakan hal yang wajar dari sisi agama dan budaya. Namun, perencanaan yang baik tetap dibutuhkan agar keuangan tetap terjaga.
Akhmad menjelaskan bahwa dalam mengelola keuangan, penting untuk memiliki perencanaan belanja dan mengatur skala prioritas. “Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja,” katanya dalam rilis resmi, Kamis (13/3/2025) yang dikutip dari Kompas.
Sebelum merancang pengeluaran, masyarakat perlu menentukan kebutuhan yang benar-benar mendesak. "Kemudian, beberapa kebutuhan ini diurutkan mulai dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda,” ujarnya.
Akhmad juga menyoroti fenomena impulsive buying yang meningkat akibat kemudahan fitur pembayaran digital dan pay later. Ia mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam berbelanja.
“Jangan belanja ketika kita sedang lapar, baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh, mengapa harus membeli?,” katanya.
Selain belanja kebutuhan Lebaran, Akbar menekankan pentingnya mengalokasikan sebagian dana untuk bersedekah. “Meski sedekah tidak bersifat wajib, ada baiknya mengalokasikan pengeluaran yang tidak krusial untuk sedekah,” ujar Akhmad.
Dia juga menyarankan agar masyarakat menggunakan THR untuk kebutuhan yang benar-benar penting. “Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak, karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya. Jadi, perlu berhati-hati dalam menghitung perencanaan keuangan,” tuturnya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan tabungan yang telah disimpan jauh-jauh hari untuk hal-hal yang tidak mendesak. “THR itu bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan mendesak, karena memang tujuannya adalah membantu kita merayakan hari raya,” ujarnya.
Tak hanya pekerja, mahasiswa yang masih mengandalkan uang bulanan dari orang tua juga perlu merancang pengeluaran secara bijak. Akhmad mengingatkan bahwa mereka harus menyesuaikan dengan kondisi finansial keluarga dan membuat perencanaan belanja agar keuangan tetap terjaga. (kcm/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Pencairan Tunjangan Guru 2025 Langsung ke Rekening