TNI AL Tangkap Kapal Ikan Berbendera Malaysia di Perairan Indonesia


Kapal ikan berbendera Malaysia saat diamankan. (f:ist/mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Unsur patroli Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan (Lanal TBA) melalui Tim Fleet One Quick Response (F1QR) KAL Pandang I-1-72 berhasil menangkap kapal ikan berbendera Malaysia yang diduga melakukan praktik illegal fishing di perairan Indonesia.
Kapal tersebut menggunakan alat tangkap pukat harimau, yang dilarang karena dapat merusak ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.
Penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari laporan nelayan setempat yang mencurigai keberadaan kapal asing yang kerap mencuri ikan di wilayah perairan nasional.
Hal tersebut diterangkan oleh Komandan Lanal (Danlanal) Tanjung Balai Asahan, Letkol Laut (P) Wido Dwi Nugraha, Sabtu (1/3/2025).
“Berdasarkan informasi tersebut, tim patroli segera bergerak untuk melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan kapal yang dimaksud,” ujarnya.
Kapal yang ditangkap diketahui memiliki nomor registrasi PKFB909, berbobot Gross Tonnage (GT) 54,96, dan berbendera Malaysia dikendalikan oleh seorang nahkoda berinisial MYO (40 tahun) beserta lima orang anak buah kapal (ABK) lainnya.
“Penangkapan dilakukan setelah tim patroli KAL Pandang I-1-72 mengonfirmasi aktivitas ilegal kapal tersebut. Saat menyadari kehadiran kapal patroli, kapal asing tersebut berusaha melarikan diri ke arah perairan Malaysia,” kata Danlanal.
Petugas patroli pun segera melakukan pengejaran intensif dan memberikan peringatan keras. Setelah beberapa kali tembakan peringatan dilepaskan, kapal akhirnya berhenti, dan seluruh awak kapal berhasil diamankan.
Kini kapal beserta awaknya kemudian dikawal menuju Posal Bagan Asahan untuk pemeriksaan awal. Selanjutnya, kapal tersebut dibawa ke Markas Komando (Mako) Lanal Tanjungbalai Asahan guna menjalani penyelidikan lebih lanjut.
Dwi Nugraha menegaskan, keberhasilan patroli ini merupakan bukti nyata komitmen TNI AL dalam menjaga kedaulatan perairan Indonesia dari berbagai aktivitas ilegal. Salah satunya adalah pencurian ikan yang oleh kapal-kapal asing di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
TNI AL, kata Dwi, tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk pelanggaran kedaulatan di laut.
"Kami akan terus melakukan patroli dan tindakan tegas terhadap kapal-kapal asing yang melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. Ini adalah bagian dari upaya menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan kesejahteraan nelayan lokal," tegasnya.
Selain merugikan perekonomian nelayan Indonesia, praktik illegal fishing oleh kapal asing juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem laut akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Oleh karena itu, TNI AL bersama instansi terkait akan terus meningkatkan pengawasan dan patroli laut guna menekan angka pelanggaran di wilayah perairan Indonesia.
Saat ini, kapal berbendera Malaysia beserta seluruh awaknya masih dalam proses penyelidikan di Mako Lanal Tanjungbalai Asahan.
Para ABK kemungkinan besar akan dijerat dengan Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009, yang mengatur tentang penangkapan ikan secara ilegal di wilayah perairan Indonesia.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, kapal yang terbukti melakukan illegal fishing dapat dikenakan sanksi tegas, mulai dari denda miliaran rupiah hingga penenggelaman kapal sesuai kebijakan pemerintah dalam memberantas praktik pencurian ikan oleh kapal asing. (perdana/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
TNI dan Polri Menggerebek Gubuk Narkoba di Galang Deli Serdang